an analysis of teacher strategiesin teaching reading comprehension in “fun” english course

Membaca memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran karena keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran lain sangat ditentukan oleh tingginya derajat penguasaan membaca. Ini mendorong siswa dalam menemukan ide-ide utama, informasi faktual, dan makna kata-kata. Membaca membutuhkan perhatian yang lebih serius karena banyak komponen yang tidak dapat dipisahkan ketika kita belajar membaca. Oleh karena itu, guru harus berusaha membuat pembelajaran membaca menjadi menarik, bermakna, dan menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru dalam mengajar pemahaman bacaan pada kursus bahasa Inggris “FUN”. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi guru bahasa Inggris dalam mengajar pemahaman bacaan yang digunakan pada kursus bahasa Inggris “FUN”, dan untuk mendeskripsikan implementasi guru bahasa Inggris dalam pengajaran pemahaman membaca pada kursus bahasa Inggris “FUN”. Desain penelitian ini adalah kualitatif. desain. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan terlibat dalam setting alam untuk mendapatkan informasi yang mendalam. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah strategi guru dalam mengajar pemahaman bacaan dan implementasi strategi dalam kursus bahasa Inggris “FUN”. Kursus Bahasa Inggris “FUN” ini berlokasi di Desa Gabus 01/04, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati. Sumber data adalah guru bahasa Inggris kursus bahasa Inggris “FUN”. Jumlah peserta penelitian ini adalah satu orang guru bahasa Inggris, sehingga akan dilakukan wawancara dan observasi. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara dan observasional checklist. Kemudian peneliti menganalisisnya dengan Miles dan Hubberman (2014), yang terdiri dari reduksi data, display, dan verifikasi. Dari hasil temuan dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa guru menggunakan strategi gabungan parsial SQ3R dan QAR. Namun, dalam penelitian ini guru memiliki kesalahpahaman tentang model dan strategi. Guru juga tidak menerapkan baik model scaffolding maupun strategi pengajaran resiprokal. Penelitian ini menyarankan institusi dan guru untuk mempertimbangkan keterampilan membaca lainnya, misalnya keterampilan membaca ekstensif. Hal ini penting karena lembaga pendidikan nonformal dapat memiliki waktu belajar yang intensif dengan peserta didiknya. Peserta didik yang memiliki keterampilan yang sangat baik untuk menemukan jawaban yang benar harus didorong untuk mengembangkan keterampilan mereka untuk menulis dan memanipulasi informasi yang mereka baca